Breaking News
PN Pasir Pengaraian Gelar' Sidang Lapangan Tuntutan Lahan dan Kebun Umi Handayani | Menuju Pilkada Dumai 2024, Paisal Dinilai Masih di Atas Angin | Israel Tetap Serang Rafah Meski Hamas Terima Proposal Gencatan Senjata | Ganjar Pranowo Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran | Ilmuwan China Ciptakan Virus Mutan Ebola, Timbulkan Gejala Mengerikan | Bupati Zukri Lepas Jemaah Calon Haji Kabupaten Pelalawan Rabu, 8 Mei 2024

 
Puasa Juga Wajib Atas Umat Terdahulu Sebelum Nabi Muhammad SAW, Bagaimana Puasa Mereka?
Jumat, 17-03-2023 - 09:48:21 WIB

JAKARTA- Setiap orang yang beriman diwajibkan menunaikan ibadah puasa Ramadhan sebagaimana orang-orang terdahulu. Lalu bagaimana puasanya umat terdahulu?

Merujuk Alquran surat Al Baqarah ayat 183, Allah SWT berfirman sebagai berikut ini terkait dengan perintah puasa:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِنن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

Pakar tafsir Alquran yang juga Pengasuh Pesantren Pasca Tahfidz Bayt al-Qur’an- PSQ Jakarta, KH Syahrullah Iskandar, mengatakan puasa Ramadhan mulai diwajibkan pada umat nabi Muhammad SAW pada tahun kedua Hijriyah.

Artinya, Rasulullah SAW berpuasa Ramadhan hanya sembilan kali dalam hidupnya. Sebelum turunnya perintah puasa Ramadhan, masyarakat Arab telah mengenal bulan itu.

"Terkait term Ramadhan, nama bulan itu telah dikenal sejak dahulu yang biasanya bertepatan dengan cuaca yang panas. Ibnu Manzhur memaknainya dari kata ramadh karena seorang yang berpuasa berpengaruh pada hawa kerongkongannya dikarenakan dahaga," kata kiai Syahrullah kepada Republika,co.id beberapa hari lalu.

Lalu bagaimana orang-orang terdahulu berpuasa? Kiai Syahrullah mengatakan ibadah puasa telah ada dan dilaksanakan oleh umat-umat terdahulu sebelum diutusnya Nabi Muhammad SAW. Hanya saja tata cara dan jangka waktu pelaksanaan berbeda dengan puasa yang diperintahkan umat Islam.

"Berpuasa sebagai rukun ibadah (rukn ta’abbudi) memang telah ada di agama-agama sebelum Islam. Ada yang berpuasa dari semua jenis makanan, ada juga yang hanya berpuasa dari jenis makanan tertentu. Jumlah hari berpuasanya juga berbeda. Salah satu buktinya adalah bahwa jauh sebelum Islam, tepatnya setiap hari Asyura (10 Muharram) kalangan Arab dan masyarakat jahiliah berpuasa. Ini juga menjadi dalil bahwa nama-nama bulan dalam penanggalan Hijriyah juga telah dikenal sebelum masa Nabi Muhammad SAW," kata kiai Syahrullah yang juga menjabat sebagai Wakil Sekjen Pengurus Pusat Hebitren Indonesia.

Menurut Kiai Syahrullah, redaksi kama kutiba ‘alalladzina min qablikum dalam surat Al Baqarah ayat 183 turut menguatkan kewajiban berpuasa bagi umat-umat terdahulu. Hanya saja, tata cara dan jangka waktu pelaksanaan berbeda dengan puasa yang diperintahkan umat Islam.

Kiai Syahrullah mengutip keterangan ulama Al Azhar Mesir, Mahmud Syaltut, menyatakan bahwa berpuasa merupakan kebutuhan fitrah yang sangat dibutuhkan oleh manusia sedari dulu.

Selain berpuasa sebagai sebuah metode untuk mendidik manusia (manhaj li-tarbiyah insan fi al-adyan), berpuasa juga mengandung nilai solidaritas sosial (tadhamuniyah).

Dengan puasa, manusia terlatih mengendalikan nafsu hayawaniyah (kebinatangan), sehingga manusia semakin menonjolkan dimensi malakiyah dalam kata dan perbuatannya.

Berpuasa juga melatih kesabaran yang merupakan pangkal kebaikan. Berpuasa berimplikasi juga pada rasa tenggang rasa, yang berpunya juga bisa merasakan kehidupan yang tidak berpunya, dan aneka kegiatan sosial di sekitar puasa yang memupuk solidaritas sosial.

Junaid al Baghdadi menyebut puasa merupakan setengah dari metode tasawuf. Bahkan, al Hujwiri menyebut puasa mencakup semua metode tasawuf, karena hakikat puasa adalah kezuhudan.     


Sumber
Republika




 
Berita Lainnya :
  • PN Pasir Pengaraian Gelar' Sidang Lapangan Tuntutan Lahan dan Kebun Umi Handayani
  • Menuju Pilkada Dumai 2024, Paisal Dinilai Masih di Atas Angin
  • Israel Tetap Serang Rafah Meski Hamas Terima Proposal Gencatan Senjata
  • Ganjar Pranowo Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran
  • Ilmuwan China Ciptakan Virus Mutan Ebola, Timbulkan Gejala Mengerikan
  •  
    Komentar Anda :

     
    Berita Terkini Indeks
    #1 PN Pasir Pengaraian Gelar' Sidang Lapangan Tuntutan Lahan dan Kebun Umi Handayani
    #2 Menuju Pilkada Dumai 2024, Paisal Dinilai Masih di Atas Angin
    #3 Israel Tetap Serang Rafah Meski Hamas Terima Proposal Gencatan Senjata
    #4 Ganjar Pranowo Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran
    #5 Ilmuwan China Ciptakan Virus Mutan Ebola, Timbulkan Gejala Mengerikan
    #6 Bupati Zukri Lepas Jemaah Calon Haji Kabupaten Pelalawan
    #7 Kemenag: Kuota Indonesia sudah Terpenuhi, Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji
    #8 Cuaca di Arab Saudi Diperkirakan Capai 50 Derajat Celcius, Kadiskes Imbau JCH Riau
    #9 Husni dan Istri Tampil Serasi Kenakan Busana Karya Lulusan SMK Pariwisata Siak di Lancang Kuning Car
    #10 Air Putih Dingin Vs Air Putih Suhu Ruang, Lebih Sehat Mana?
     

    Riautrust.com adalah media online yang melayani informasi dan berita dengan mengutamakan kecepatan serta kedalaman informasi. Selengkapnya

    free html hit counter
     
    Quick Links
     
    + Home
    + Redaksi
    + Disclaimer
    + Pedoman Berita Siber
    + Tentang Kami
    + Info Iklan
     
    Kanal
     
    + Riau Region
    + Politik
    + Ekbis
    + Metropolitan
    + Peristiwa
    + Nasional
    + Sport
    + SainsTech
    + Showbiz
    + Mozaik
    + Lifestyle
    + Internasional
    + Indeks
     
     

    Alamat Redaksi/Pemasangan iklan:

     
    Komplek Beringin Indah
    Jalan Kulim No. 121, Pekanbaru, Riau
    (0761)63515 - 0812-76-47104

    iklan_riautrust@yahoo.com
    redaksi_riautrust@yahoo.com
    www.riautrust.com
     
    Copyright © 2023 riautrust.com, all rights reserved