PEKANBARU - Dalam terapi bekam, ada sejumlah hal yang perlu benar-benar diperhatikan. Tidak hanya oleh pasien, tetapi juga praktisi dan terapis.

Praktisi bekam yang kerab dipanggil Ustad Roni ini memaparkan bahwa ada tata laksana perlu diperhatikan dalam melakukan terapi bekam.

Dikatakan pria itu, tata laksana yang perlu diperhatikan, antaranya seputar terapis, alat, tempat, dan tata cara pelaksanaan bekam.

"Untuk alat yang dipakai bekam harus steril karena terapi ini bersentuhan dengan darah," ujarnya, Sabtu (22/10/2022). 

Menurutnya alat bekam steril agar tidak menularkan penyakit. "Harus steril karena suatu prasarat dilayanan kesehatan. Jika ada yg tidak menjaga steril bisa merugikan pasien, jika tidak steril bisa memberikan masalah baru," tuturnya.

Di Rumah Sehat Islamic Nurse penggunaan alat benar-benar diperhatikan. Satu alat untuk satu orang pasien.

Prosedurnya, setelah digunakan alat dicuci, disteril dan dimasukkan ketempat wadah steril dan aman. Untuk alat kop yang digunakan berupa alat kop plastik.

Tidak hanya alat kop, satu pasien ini menggunakan satu jarum yang steril untuk penyayatan. Setelah jarum dipakai dibuang dalam safety box medis.

Dari segi terapis dijelaskannya praktisi bekam harus menggunakan sarung tangan saat membekam. Supaya terapis tidak menjadi penyebab penularan kuman kepada pasien.

Di Rumah Sehat Islamic Nurse, terapi bekam dimulai dengan membersihkan area yang akan dibekam.

"Jadi tidak hanya alat saja perlu steril. Pembersihan bagian tubub yang akan dibekam ini dilakukan menggunakan minyak zaitun dan disini juga di pijat awal sebelum proses pembekaman," jelasnya.

Dikatakan dia, pijatan ini dilakukan untuk memberikan rileksasi kepada pasien.

Pada terapi bekam, umumnya akan mengeluarkan darah. Darah bekam ini harus ditampung dalam wadah yang bisa ditutup setelah proses pembekaman selesai. Limbah darah ini dibakar nantinya agar tidak menimbulkan masalah.

Dari segi ruangan, ia mengatakan ruangan haruslah rapi, terang, tidak berbau, bersih dan tempat tidur harus kokoh dan rapi sehingga memberi kenyamanan baik pasien bekam maupun terapis.

Roni menambahkan, pasien yang akan melakukan bekam hendaknya dalam kondisi fit.

Kondisi fit ini dalam artian tekanan darah normal, tidak lemas atau lapar, tidak dalam keadaan kekurangan cairan.

Dalam terapi bekam ini ada kondisi kesehatan yang tidak mungkin untuk dilakukan. Kondisi tersebut antaranya kondisi pasien yang mengidap penyakit tertentu, seperti kanker kulit. 

Kemudian, kelainan darah atau kanker darah, pasien yang mengalami penurunan HB darah dan kondisi hamil.

(MC Riau)