Salam Sahabat! Poligami menjadi tema yang kerap menjadi perbincangan. Meski menikah dengan jumlah maksimal empat istri diperbolehkan dalam Islam selama bisa berlaku adil, tak berarti semuanya bisa berjalan mulus. Hal ini terjadi pada kehidupan Asyira, sosok istri kedua seorang pengusaha muda, Arsyad, yang kisahnya terjadi pada tahun 60-an.

Asyira sebagai istri kedua berupaya mengambil hati Arsyad. Dia pun melayani Arsyad dengan maksimal. Asyira tak mau kalah dari istri pertama Arsyad, Niar, yang menjadi kompetitornya. Pertengkaran diantara keduanya memang sering terjadi. Namun, Arsyad tak mau mengambil pusing karena tak ingin kepenatan semakin menjadi.

Uniknya, suatu hari Arsyad pulang ke rumah istri keduanya di Surabaya setelah lama berada di Jakarta. “Ayo bantu doa! Ada proyek besar di Jakarta,” Arsyad meminta Asyira untuk bertahajud memanjatkan doa demi mendukung usaha suaminya. Permintaan itu membuat Asyira sangat bangga. Dia pun merasa telah menjadi andalan suami. Setiap malam, dia puun memanjatkan doa untuk usaha sang suami dengan sangat khusyuk. Tak jarang, ia melibatkan anak-anak agar ikut memanjatkan doa bagi ayah mereka. Bukankah doa anak-anak yang bersih hatinya lebih mujarab?
Scroll untuk membaca

“Ya Allah, beri kemudahan pada proyek suamiku.” Lantas, memandang anak-anaknya sambil berkata, “Ayo kita doakan bapak, bersama-sama!” “Ya Allah lancarkanlah proyek bapak.”

Jauh di lubuk hatinya, Asyira percaya sang suami akan lebih mencintainya jika proyek di Jakarta tembus berkat bantuan doanya. Tak akan ada lagi tempat untuk Niar. Hanya Asyira seorang.

Akan tetapi, harapan Asyira tinggal harapan. Betapa berangnya dia hingga lepas kontrol dan melempar piring ke arah suami begitu tahu proyek apa yang diperjuangkan Arsyad di Jakarta. Asyira begitu marah saat tahu proyek Jakarta itu ternyata usaha Arsyad untuk menikahi perempuan lain. Sang suami bolak-balik Jakarta- Surabaya ternyata sedang ada pendekatan dengan calon istri berikutnya, Ifa!

Kisah ini terekam dalam buku yang ditulis pasangan suami-istri penulis Asma Nadia dan Isa Alamsyah, Istri Kedua. Buku ini berisi mengenai kisah-kisah nyata para pelaku poligami. Tidak sekadar merekam kesuksesan atau kegagalan, tetapi mendeskripsikan dinamikanya. Riak-riak yang terjadi selama menjalani bahtera keluarga karena harus berbagi dengan perempuan lain.Istri kedua pun tidak selamanya menjalani aktris antagonis. Lewat buku ini, penulis berupaya berbagi hikmah akan kisah nyata para pelakon poligami. Selamat membaca!

(Republika)