Breaking News
Indra Mukhlis Adnan Berpulang, Ketua DPRD Inhil Ikut Berduka Cita | Kepala Bayi Putus Tertinggal di Rahim Ibu, Polisi Duga Ada Kelalaian Nakes | Oknum Wartawan Ini Menjadi Otak Investasi Bodong | Panen Raya Melon di Siak Kecil, Bupati Ajak Kelola Lahan Secara Optimal | Amnesty International: Artificial Intelligence Jadi Ancaman Baru bagi HAM | AS Akui Israel Bunuh dan Lukai 80.000 Warga Palestina di Gaza hingga Akhir 2023 Minggu, 28 April 2024

 
Bos WhatsApp Blak-blakan soal Ribut Pindah ke Telegram-Signal
Rabu, 20-01-2021 - 07:12:27 WIB

JAKARTA - WhatsApp telah mendapat kritik dari sejumlah penggunanya setelah mengumumkan aturan privasi baru awal bulan ini. Sejumlah orang bahkan berhenti menggunakan WhatsApp dan berpindah menggunakan platform perpesanan lain seperti Telegram hingga Signal.

Global Head WhatsApp, Will Cathcart menegaskan perusahaan sangat serius terhadap privasi dan keamanan obrolan. Pembaruan itu diklaim tidak mempengaruhi privasi pesan pribadi pengguna dengan teman dan keluarga dengan cara apa pun.

Melansir Business Line, Cathcart menyadari pembaruan telah menyebabkan kebingungan. Namun, pihaknya telah melakukan segala cara untuk meyakinkan pengguna bahwa data mereka tidak disalahgunakan.

"Anda dapat memberi tahu bahwa pesan dan panggilan Anda dilindungi karena mereka ditandai 'terenkripsi ujung ke ujung' di bagian atas setiap obrolan," kata Cathcart.

Cathcart pun menjelaskan alasannya mengapa semuan pengguna diwajibkan untuk menyetujui pembaruan itu, bukan hanya pengguna akun bisnis. Dia berkata hal itu karena bakal banyak pengguna yang akan menggunakan akun bisnis di masa depan.

"Tidak semua orang dapat berbicara dengan akun bisnis hari ini, tetapi beberapa akan berbicara di masa depan. Oleh karena itu, penting bagi setiap orang untuk mengetahui opsi ini," ujarnya.

Cathcart membeberkan pembaruan ini membantu transparansi umum dan mencakup perubahan untuk menjelaskan komunikasi tersebut. Meskipun ini adalah fitur opsional, perusahaan merasa penting bagi semua orang untuk mengetahuinya. Misalnya, jika pengguna mengirim pesan ke bisnis, mereka mungkin menerima layanan dari Facebook.

Selain itu, aplikasi dinilai perlu secara berkala memberikan pembaruan kepada penggunanya, misalnya menjelaskan praktik pengumpulan data.

Pembaruan WhatsApp terbaru diklaim memberikan transparansi lebih lanjut tentang cara mengumpulkan dan menggunakan data, serta termasuk pembaruan untuk menjelaskan fitur perpesanan bisnis tersebut.

Lebuh lanjut, Cathcart kembali menjelaskan alasan WhatsApp berbagai data kepada Facebook. Salah satu alasannya adalah WhatsApp telah menjadi bagian dari Facebook selama bertahun-tahun.

Meski demikian, dia menegaskan pihaknya tetap tidak dapat melihat pesan pribadi pengguna dengan teman dan keluarga, begitu pula Facebook.

Selain itu, WhatsApp tidak menyimpan catatan tentang siapa yang mengirim SMS atau menelepon penggunanya, serta tidak membagikan kontak dengan Facebook atau aplikasi lain yang ditawarkan Facebook.

"Kami menawarkan layanan global untuk berkomunikasi dengan teman, keluarga, rekan kerja, dan Facebook membantu kami memastikan bahwa kami dapat memberikan layanan ini dengan andal. Selain itu, kami bekerja dengan Facebook untuk mendukung jutaan bisnis mikr," ujar Cathcart.

Melansir Campaign Asia, Cathcart mengakui harus bersaing untuk mendapat kepercayaan pengguna dalam hal privasi. Setiap orang dinilai harus memiliki pilihan dalam cara mereka berkomunikasi dan merasa yakin bahwa tidak ada orang lain yang dapat melihat obrolan mereka.

"WhatsApp telah menjadi bagian dari kehidupan orang-orang dan juga bagaimana bisnis diselesaikan dan kami bersemangat untuk terus membangun fitur-fitur hebat yang akan menggairahkan orang," ujarnya.

CNN Indonesia



 
Berita Lainnya :
  • Indra Mukhlis Adnan Berpulang, Ketua DPRD Inhil Ikut Berduka Cita
  • Kepala Bayi Putus Tertinggal di Rahim Ibu, Polisi Duga Ada Kelalaian Nakes
  • Oknum Wartawan Ini Menjadi Otak Investasi Bodong
  • Panen Raya Melon di Siak Kecil, Bupati Ajak Kelola Lahan Secara Optimal
  • Amnesty International: Artificial Intelligence Jadi Ancaman Baru bagi HAM
  •  
    Komentar Anda :

     
    Berita Terkini Indeks
    #1 Indra Mukhlis Adnan Berpulang, Ketua DPRD Inhil Ikut Berduka Cita
    #2 Kepala Bayi Putus Tertinggal di Rahim Ibu, Polisi Duga Ada Kelalaian Nakes
    #3 Oknum Wartawan Ini Menjadi Otak Investasi Bodong
    #4 Panen Raya Melon di Siak Kecil, Bupati Ajak Kelola Lahan Secara Optimal
    #5 Amnesty International: Artificial Intelligence Jadi Ancaman Baru bagi HAM
    #6 AS Akui Israel Bunuh dan Lukai 80.000 Warga Palestina di Gaza hingga Akhir 2023
    #7 Visa Jemaah Calon Haji Riau Dicetak, 6 Kloter Sudah Selesai
    #8 Penetapan NIP PPPK Pemprov Riau 2023 Masih Diproses BKN
    #9 Kisah Sulit Melaksanakan Haji di Zaman Khalifah Umar Bin Khattab
    #10 Thailand akan Bangun Gedung Tertinggi di Dunia, Ingin Kalahkan Burj Khalifa
     

    Riautrust.com adalah media online yang melayani informasi dan berita dengan mengutamakan kecepatan serta kedalaman informasi. Selengkapnya

    free html hit counter
     
    Quick Links
     
    + Home
    + Redaksi
    + Disclaimer
    + Pedoman Berita Siber
    + Tentang Kami
    + Info Iklan
     
    Kanal
     
    + Riau Region
    + Politik
    + Ekbis
    + Metropolitan
    + Peristiwa
    + Nasional
    + Sport
    + SainsTech
    + Showbiz
    + Mozaik
    + Lifestyle
    + Internasional
    + Indeks
     
     

    Alamat Redaksi/Pemasangan iklan:

     
    Komplek Beringin Indah
    Jalan Kulim No. 121, Pekanbaru, Riau
    (0761)63515 - 0812-76-47104

    iklan_riautrust@yahoo.com
    redaksi_riautrust@yahoo.com
    www.riautrust.com
     
    Copyright © 2023 riautrust.com, all rights reserved