Foto, 2 Ekor Gajah Latih dari BKSDA yang digunakan untuk
menggiring gajah liar yang masuk ke wilayah Kecamatan Kelayang Kabupaten
Inhu
RENGAT - Dua ekor gajah latih yang didatangkan Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Riau dikabarkan sakit akibat stres dan kelelahan.
Pasalnya, dua ekor gajah tersebut kelelahan dan mengalami stres sejak lebih dari sepekan belakangan menggiring gajah liar yang masuk ke wilayah Kecamatan Kelayang dan Peranap Kabupaten Inhu.
Banyak halangan dan rintangan saat melakukan penggiringan gajah liar untuk kembali ke habitatnya semula. Namun pihak BKSDA dibantu warga dan pihak Polsek Kelayang serta Danpos Kelayang setidaknya sudah menggiring lebih dari 400 meter dari wilayah terdampak gajah.
Kepala Bidang Wilayah I BKSDA Provinsi Riau, Andri Hansen Siregar mengatakan , kedua gajah latih tersebut yakni bernama Indro dan Rahman akan dibawa ke Lubuk Kembang Bungo, Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) untuk menjalani proses pemulihan.
"Dua gajah latih akan dibawa kembali ke TNTN, gajah latih kita tampak stres dan sakit, ini terlihat dari kotorannya", kata Andri, Ahad (23/6/19).
Stres yang dialami dua gajah tersebut menurutnya karna perilaku masyarakat yang sering berkerumun di sekitar gajah, dan kondisi demikian tak disukai oleh gajah. Padahal saat ini BKSDA masih harus menggiring dua gajah liar yang berada di Kecamatan Kelayang, untuk kembali ke habitatnya semula.
Menurut Andri, petugas BKSDA terus dan akan melakukan penggiringan dengan berjalan kaki tanpa gajah latih. Tim BKSDA telah berhasil menggiring gajah liar empat ratus meter keluar dari areal pemukiman dan pertanian milik masyarakat Desa Tanjung Beludu dan Desa Sei Kuning Binio Kecamatan Kelayang Kabupaten Inhu.
Sementara itu dari pantauan mereka juga, empat gajah liar yang sempat berkeliaran di Kecamatan Peranap, kini sudah berada di Kecamatan Cerenti, Kabupaten Kuansing.
Diceritakannya juga, saat melakukan penggiringan gajah liar kembali ke wilayah TNTN, tim terkendala karena ada masyarakat yang membuat bunyi-bunyian. Sehingga beberapa kali gajah berbalik arah. Meski begitu aparat Kepolisian Sektor Kelayang dan Danramil setempat turut mengimbau masyarakat agar tidak melakukan hal itu lagi.
"Halangan cukup berat juga di sana, namun Kapolsek dan jajaran serta Danramil nya turut mendampingi kita", kata Andri.
Ia juga mengimbau kepada petugas BKSDA yang masih bertugas melakukan penggiringan agar terus menjalin kerjasama dengan masyarakat setempat.
Sementara, Kepala Desa Tanjung Beludu Kecamatan Kelayang, Udri, dikonfirmasi mengatakan, dua gajah latih dari BKSDA hingga kini, Senin (24/6/19) masih berada di lokasi wilayah Desa Sei Kuning Binio dan Desa Tanjung Beludu.
"Dua gajah ini diinapkan disini sejak dua hari yang lalu, ujar Udri, Senin (24/6/19).
Setiap harinya pihaknya membantu menyediakan hampir 5 ton makanan untuk dua ekor gajah tersebut. Pohon pisang, tebu dan lainnya disediakan untuk makanan kedua ekor gajah tersebut. Terkait gajah liar yang digiring keluar dari wilayah desanya, sudah beranjak ke wilayah Desa Pandan Wangi Kecamatan Peranap, tuturnya. [ASH]