KAMPAR - Selama ini banyak masyarakat menyebut Kota Bangkinang sebagai ibukota Kabupaten Kampar begitu-begitu saja. Tampaknya hal itu akan dimentahkan jika rencana yang digagas Bupati Kampar H Catur Sugeng Susanto terealisasi.

Perubahan seperti apa yang direncanakan orang nomor satu di Negeri Serambi Mekkah Provinsi Riau tersebut? Dalam bincang-bintangnya dengan sejumlah wartawan di Sekretariat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Kampar, Bupati Kampar H Catur Sugeng Susanto menyampaikan sejumlah idenya agar Bangkinang benar-benar berubah dan menjadi daerah yang disinggahi oleh para wisatawan.

Catur memaparkan, setelah adanya proyek pembangunan maupun perbaikan drainase di beberapa titik, saat ini Kota Bangkinang sudah mulai berangsur-angsur bebas dari banjir.

Ia berharap dengan tuntasnya pembangunan drainase dan pembuatan sodetan atau jalur tembusan yang sengaja dibuat untuk mengalihkan sebagian beban air ke tempat lain, maka kondisi kota akan terjaga. Sesuai rencananya sodetan ini ditujukan ke Sungai Kampar.

Kemudian ide lain dari bupati yang telah dilantik memimpin Kabupaten Kampar sejak 12 Februari 2019 itu bercita-cita akan membangun Taman Kota Bangkinang. Taman Kota yan sekarang menurutnya tidak layak dikatakan sebagai taman kota.

"Yang ada ini bukan taman kota tapi tempat parkir," celetuk Catur.

Menurutnya, taman kota hendaknya dipenuhi tanaman hijau yang ditata dengan rapi sehingga terlihat indah, nyaman dan asri sehingga akan memancing masyarakat atau yang melewati Kota Bangkinang untuk berhenti dan memancing para wisatawan datang ke Bangkinang.

"Selama ini orang menuju Bukitttingi nggak singgah di Kampar. Kedepan mereka akan singgah. Istirahat sambul berselfie ria," cakap Catur.

Politisi Golkar yang pernah dua periode duduk sebagai anggota DPRD Kabupaten Kampar itu berharap ada mimbar kreasi bagi pencinta seni dan menggambarkan keberagaman lokal.

Bertitik tolak dari Kabupaten Kampar sebagai negeri religi, maka ia juga ingin Taman Kota bernuansa religius. Seperti membuat tulisan Asmaul Husna di taman kota tersebut dan ditunjang mediterian dan trotoar yang bagus.

Selain itu ia juga ingin menata pedagang kuliner sehingga memunculkan nilai estetika atau keindahan. Berbagai kuliner tradisional khas Kampar dengan mudah bisa ditemui di Taman Kota Bangkinang.

Keindahan taman kota ini juga dipadukan dengan pembangunan kawasan Islamic Centre Bangkinang dan kantor pelayanan satu pintu dan Puskesmas Bangkinang Kota. Gedung yang dibangun ini tidak terlalu tinggi namun bernuansa seni dan mengandung unsur kearifan lokal, seperti ada kesan rumah lontiok yaitu salah satu rumah tradisional masyarakat Kampar. Hal ini membuat Kota Bangkinang semakin indah, sejuk dan damai.

Gedung Puskesmas Kota yang telah rampung dibangun ditingkatkan menjadi rumah sakit bernuansa Islam minimal dengan target rumah sakit tipe C.

"Mudah-mudahan berbagai OPD bisa terjemahkan keinginan saya," katanya.

Yang cukup mengejutkan sebagaimana disampaikan Catur Sugeng Susanto adalah keinginannya memindahkan Stadion Tuanku Tambusai Bangkinang yang sekarang terletak di samping Taman Kota atau di Jalan Olahraga. Rencananya akan dipindahkan ke area sekitar bendungan Sungai Sonsang yang kini tampak indah dan menjadi magnet baru Kota Bangkinang.
"Bagaimana stadion pindah ke atas. Saya siapkan tanah 8 hektare dengan view bendungan yang dibiayai. Jadi lebih komplek lagi sehingga jadi tempat atau destinasi karena didukung pemandangan yang bagus," cakapnya lagi.

Jika ini terwujud maka Kota Bangkinang akan menjadi begitu indah dan tak akan dijumpai di kota lain.

Meskipun kota akan ditata, ia tak lupa akan terus membangun desa. "Kita membangun Kampar harus proporsional, kita pakai konsep penataan berkeadilan yaitu menata kota dan membangun desa," bebernya.

Pembangunan ini diharapkan dibiayai dengan dana APBN dan ia akan selalu berkoordinasi dengan baik dengan kementerian sebagaimana yang telah dilakukannya selama setahun ini. [[cakaplah]